Minimnya pasokan air bersih di Indonesia telah menjadi perhatian serius bagi kesehatan dan lingkungan. Dampak negatif dari kondisi ini sangat signifikan, dan memerlukan tindakan yang cepat dan tepat untuk mengatasinya.
Menurut data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, sekitar 27 juta orang di Indonesia masih belum memiliki akses yang memadai terhadap air bersih. Hal ini tentu saja memberikan dampak yang sangat buruk bagi kesehatan masyarakat. Dr. Ir. Soenarjo, seorang ahli lingkungan dari Universitas Indonesia, menyatakan bahwa “Kurangnya akses terhadap air bersih dapat menyebabkan penyebaran penyakit yang berbahaya bagi kesehatan, seperti diare, kolera, dan lain sebagainya.”
Tidak hanya itu, minimnya air bersih juga berdampak negatif terhadap lingkungan. Air yang tercemar dapat merusak ekosistem perairan dan mengancam keberlangsungan hidup berbagai spesies hewan dan tumbuhan. Menurut Prof. Dr. Bambang Setiadi, seorang pakar ekologi dari Institut Teknologi Bandung, “Krisis air bersih di Indonesia juga berpotensi menimbulkan konflik antarwarga maupun antarnegara dalam hal pengelolaan sumber daya air.”
Pemerintah Indonesia perlu segera mengambil langkah-langkah konkret untuk mengatasi minimnya pasokan air bersih. Program pemerintah seperti Gerakan Revolusi Mental dalam Pengelolaan Air Bersih (GERMAB) perlu ditingkatkan dan didukung oleh semua pihak. Selain itu, perlu adanya kerja sama antara pemerintah, swasta, dan masyarakat dalam upaya konservasi sumber daya air.
Kita sebagai masyarakat juga perlu turut serta dalam menjaga kelestarian lingkungan dan kesehatan masyarakat dengan cara menggunakan air secara bijak dan mengelola limbah dengan baik. Seperti yang diungkapkan oleh Dr. Ir. Surya Darma, seorang ahli kesehatan masyarakat, “Air bersih adalah hak asasi setiap manusia. Kita semua memiliki tanggung jawab untuk menjaga keberlangsungan sumber daya air demi kesehatan dan lingkungan yang lebih baik.”
Dengan kolaborasi yang baik antara pemerintah, masyarakat, dan pakar-pakar terkait, minimnya air bersih di Indonesia dapat diatasi dan memberikan dampak positif bagi kesehatan dan lingkungan. Semoga upaya-upaya yang dilakukan dapat memberikan hasil yang berkelanjutan untuk generasi mendatang.