Krisis Air Bersih di Indonesia: Mengapa Ketersediaannya Semakin Terbatas
Air bersih merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia. Namun, krisis air bersih di Indonesia semakin menjadi perhatian utama karena ketersediaannya semakin terbatas. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), hanya sekitar 62% penduduk Indonesia yang memiliki akses terhadap air bersih yang layak. Hal ini tentu menjadi masalah serius yang perlu segera diatasi.
Salah satu penyebab krisis air bersih di Indonesia adalah karena tingginya tingkat polusi air. Menurut Dr. Arief Rachmansyah, seorang pakar lingkungan dari Universitas Indonesia, polusi air disebabkan oleh limbah industri dan domestik yang dibuang ke sungai-sungai tanpa pengolahan yang memadai. Hal ini membuat kualitas air semakin buruk dan sulit untuk dijadikan sebagai air bersih yang aman untuk dikonsumsi.
Selain itu, deforestasi yang terus terjadi juga menjadi faktor utama yang menyebabkan krisis air bersih di Indonesia. Menurut Dr. Emil Salim, seorang ahli lingkungan, deforestasi menyebabkan hilangnya fungsi hutan sebagai penyerap air hujan. Akibatnya, siklus air menjadi terganggu dan ketersediaan air bersih semakin terbatas.
Pemerintah perlu segera mengambil langkah-langkah konkret untuk mengatasi krisis air bersih di Indonesia. Menurut Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya, pemerintah sedang melakukan berbagai program untuk meningkatkan ketersediaan air bersih, seperti pembangunan instalasi pengolahan air limbah dan penanaman kembali hutan yang telah terdeforestasi.
Dalam menghadapi krisis air bersih, peran masyarakat juga sangat penting. Menurut Dr. Arief Rachmansyah, masyarakat perlu lebih peduli terhadap lingkungan dan mengurangi penggunaan air secara berlebihan. Dengan demikian, ketersediaan air bersih di Indonesia dapat terjaga dengan baik untuk generasi mendatang.