Dampak Minimnya Air Bersih bagi Kesehatan dan Lingkungan di Indonesia
Air bersih merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia. Namun, di Indonesia saat ini masih banyak daerah yang mengalami minimnya pasokan air bersih. Hal ini tentu berdampak besar bagi kesehatan dan lingkungan. Menurut data dari Kementerian Kesehatan, sekitar 27% penduduk Indonesia masih belum memiliki akses terhadap air bersih yang layak konsumsi.
Salah satu dampak dari minimnya air bersih adalah terhadap kesehatan masyarakat. Dr. Tjandra Yoga Aditama, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan, mengatakan bahwa kurangnya akses terhadap air bersih dapat menyebabkan penyebaran penyakit-penyakit yang berbahaya. Contohnya adalah diare, kolera, dan infeksi saluran pernapasan.
Tak hanya itu, minimnya air bersih juga berdampak pada lingkungan. Prof. Dr. Emil Salim, pakar lingkungan dari Universitas Indonesia, menjelaskan bahwa kekurangan air bersih dapat menyebabkan kerusakan ekosistem dan menurunkan kualitas tanah. Hal ini tentu akan berdampak pada produksi pertanian dan keberlanjutan lingkungan.
Untuk mengatasi masalah ini, perlu adanya kerjasama antara pemerintah, swasta, dan masyarakat. Menurut Dr. Tjandra, pemerintah perlu meningkatkan investasi dalam infrastruktur air bersih dan sanitasi. Sementara itu, masyarakat juga perlu diberikan edukasi tentang pentingnya menjaga kebersihan air serta cara-cara menghemat penggunaan air.
Dengan upaya bersama, diharapkan masalah minimnya air bersih bagi kesehatan dan lingkungan di Indonesia dapat segera teratasi. Sehingga, masyarakat bisa menikmati hidup sehat dan lingkungan tetap terjaga dengan baik. Semua pihak perlu saling bekerja sama untuk mencapai hal tersebut.