Pencemaran lingkungan telah menjadi salah satu permasalahan serius di Indonesia. Peran pencemaran lingkungan dalam menyebabkan kelangkaan air bersih semakin terasa nyata. Menurut data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, sekitar 70% sungai di Indonesia mengalami pencemaran berat akibat limbah industri dan domestik.
Pencemaran lingkungan memiliki dampak yang luas, termasuk terhadap ketersediaan air bersih. Prof. Dr. Ir. Budi Haryanto, seorang ahli lingkungan dari Universitas Indonesia, mengatakan bahwa “Pencemaran lingkungan tidak hanya merusak ekosistem, tetapi juga mengancam ketersediaan air bersih bagi masyarakat.”
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), sekitar 27% penduduk Indonesia masih belum memiliki akses terhadap air bersih yang layak. Hal ini disebabkan oleh tingginya tingkat pencemaran lingkungan yang mengakibatkan berkurangnya ketersediaan air bersih.
Pemerintah Indonesia telah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi permasalahan ini, termasuk dengan mengeluarkan regulasi yang ketat terkait pengelolaan limbah. Namun, masih diperlukan kerjasama dari semua pihak untuk menjaga kebersihan lingkungan dan ketersediaan air bersih.
Dr. Ir. Slamet Soemirat, seorang pakar lingkungan dari Institut Teknologi Bandung, menekankan pentingnya peran masyarakat dalam mengatasi pencemaran lingkungan. “Edukasi dan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan harus terus ditingkatkan agar dapat mengurangi dampak buruk dari pencemaran lingkungan,” ujarnya.
Dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan, diharapkan dapat meminimalisir peran pencemaran lingkungan dalam menyebabkan kelangkaan air bersih di Indonesia. Kita semua memiliki tanggung jawab untuk menjaga kelestarian lingkungan demi ketersediaan air bersih yang berkelanjutan.