Urbanisasi dan pertumbuhan penduduk telah menjadi salah satu faktor utama yang menyebabkan kelangkaan air bersih di banyak kota di Indonesia. Semakin banyak orang yang bermigrasi ke perkotaan untuk mencari pekerjaan dan meningkatkan taraf hidup, semakin tinggi pula permintaan akan air bersih. Sayangnya, infrastruktur yang ada tidak mampu menampung kebutuhan yang semakin meningkat ini.
Menurut data dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, urbanisasi di Indonesia meningkat sebesar 1,49% setiap tahunnya. Hal ini menyebabkan tekanan yang besar terhadap sistem distribusi air bersih yang sudah ada. “Urbanisasi yang cepat tanpa diiringi oleh pembangunan infrastruktur yang memadai dapat menyebabkan masalah serius terkait dengan ketersediaan air bersih,” ujar pakar lingkungan dari Universitas Indonesia.
Selain urbanisasi, pertumbuhan penduduk juga menjadi faktor utama dalam kelangkaan air bersih. Semakin banyak penduduk yang harus dilayani oleh sistem distribusi air bersih yang sudah ada, semakin sulit pula untuk memenuhi kebutuhan akan air bersih tersebut. “Pertumbuhan penduduk yang tidak seimbang dengan pembangunan infrastruktur air bersih dapat menyebabkan kelangkaan air bersih,” kata salah satu ahli lingkungan.
Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan langkah-langkah yang konkret dan terukur. Salah satunya adalah dengan meningkatkan investasi dalam pembangunan infrastruktur air bersih di perkotaan. Selain itu, perlu juga adanya edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya pengelolaan air bersih yang baik. “Kita perlu berkolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat untuk mencari solusi yang terbaik dalam mengatasi kelangkaan air bersih di perkotaan,” tambah pakar lingkungan tersebut.
Dengan kesadaran dan kerjasama yang baik, diharapkan masalah kelangkaan air bersih akibat urbanisasi dan pertumbuhan penduduk dapat diatasi dengan baik. Sehingga, ketersediaan air bersih di perkotaan dapat terjamin untuk generasi yang akan datang.