Air bersih merupakan salah satu faktor penting dalam menjaga kesehatan masyarakat Indonesia. Namun, dampak minimnya air bersih terhadap kesehatan masyarakat Indonesia sangatlah serius. Menurut data dari Kementerian Kesehatan, sekitar 63 juta penduduk Indonesia masih belum memiliki akses terhadap air bersih yang layak. Hal ini tentu menjadi ancaman serius terhadap kesehatan masyarakat.
Menurut Dr. Tjandra Yoga Aditama, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, “Kekurangan akses terhadap air bersih dapat meningkatkan risiko terhadap penyakit diare, infeksi saluran pernapasan, dan berbagai penyakit lainnya yang disebabkan oleh bakteri dan kuman yang terdapat dalam air yang tidak bersih.”
Dampak minimnya air bersih juga dapat berdampak pada pertumbuhan ekonomi masyarakat. Menurut Dr. Siti Fadilah Supari, Menteri Kesehatan periode 2004-2009, “Ketika masyarakat terjangkit penyakit akibat minimnya akses terhadap air bersih, maka produktivitas kerja akan menurun, biaya pengobatan akan meningkat, dan ini akan berdampak pada kemiskinan masyarakat.”
Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan kerjasama antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta dalam membangun infrastruktur air bersih yang memadai. Hal ini juga sejalan dengan upaya Pemerintah Indonesia dalam mencapai target Sustainable Development Goals (SDGs) terkait dengan akses air bersih.
Menurut Prof. Dr. Emil Salim, “Air bersih merupakan hak dasar setiap individu. Oleh karena itu, penting bagi kita semua untuk bekerja sama dalam menyediakan akses air bersih yang layak bagi seluruh masyarakat Indonesia.”
Dengan adanya kesadaran akan pentingnya air bersih bagi kesehatan masyarakat, diharapkan semua pihak dapat bersatu dalam menjaga sumber daya air dan meningkatkan akses terhadap air bersih bagi seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Sehingga, dampak minimnya air bersih terhadap kesehatan masyarakat Indonesia dapat diminimalisir dan kesejahteraan masyarakat dapat tercapai.